Emang bisa? Timun mencuri kancil. Bisa....! Nih simak kisahnya :
1. NAMA TIMUN MAS.
Alkisah disebuah desa kecil di tepi hutan tinggallah seorang nenek tua. Ia hidup sebatang kara. Ia menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam di kebun kecil di samping rumahnya.
Pada suatu hari datanglah seorang raksasa yang merusak desa. Warga desa berlarian menghindari amukan sang raksasa. Raksasa itu mengacak acak kebun dan sawah warga desa. Ia juga mengancam warga jika berani melawan akan di jadikan santapan sang raksasa.
Warga desa resah, sudah sering raksasa itu mengacaukan desa. Tapi warga desa hanya bisa pasrah dengan keadaan, tak berani melawan raksasa itu.
Setelah raksasa itu pergi warga desa kembali menata sawah-sawah dan kebun- kebun yang telah di rusak raksasa. Begitu pula sang nenek yang merapikan kembali kebun timunnya. Tanpa sengaja ia menemukan sebuah timun aneh yang berwarna kuning keemasan dan bercahaya. Dibawalah timun itu beserta timun-timun yang berserakan ke rumahnya. Karena ia sendirian sebagian timunnya dibagikan ke warga desa yang lain, ia hanya mengambil beberapa buah saja. Warga desa lainya juga sama, ia membagikan hasil tanamannya baik ketika musim panen ataupun ketika harus dipanen dini karena ulah raksasa itu.
Pada malam harinya sang nenek bermimpi aneh. Ia mimpi kalau timun aneh yang ia temukan berubah jadi besar. Ia terbangun dari tidurnya lalu ia bergumam "ahh ternyata cuma mimpi! Mana mungkin timun bisa jadi besar?" lalu ia melanjutkan tidurnya.
Pagi harinya ia menuju dapur ia hendak memasak, ia kaget melihat timun aneh persis seperti mimpinya semalam. Ia makin takut ketika mendengar suara bayi yang berasal dari timun itu.
Saking takutnya nenek itu memanggil tetangganya untuk mengecek keberadaan timun itu. Bersama para warga ia memberanikan diri mengamati timun ajaib itu. Ternyata para warga juga bisa mendengar suara bayi dari timun tersebut. Para warga akhirnya memecah timun itu. Mereka kaget karena di dalam timun itu ada bayi mungil dan sebuah kantong kain yang berisi biji timun berwarna emas. Oleh karena itu, bayi itu kemudian di beri nama Timun mas.
Nenek sangat senang karena sudah lama ia merasa kesepian. Kini ia punya keluarga baru yaitu Timun mas. Para wargapun sangat sayang pada Timun mas, setiap hari ada saja yang datang menengok bayi ajaib itu. Mereka dengan ikhlas membantu nenek mengasuh Timun mas.
2. DI CULIK RAKSASA.
7 tahun setelahnya:
Timun mas tumbuh jadi anak gadis kecil yang cantik. Setiap hari ia membantu nenek merawat kebunnya. Timun mas memang anak yang rajin dan baik hati.
Timun mas tumbuh jadi anak gadis kecil yang cantik. Setiap hari ia membantu nenek merawat kebunnya. Timun mas memang anak yang rajin dan baik hati.
Hingga pada suatu hari raksasa itu datang lagi ia berbuat onar seperti biasa. Sang nenek mengajak cucunya itu berlari menghindar dari amukan sang raksasa.
Sang cucu berkata
"Mengapa orang orang takut pada raksasa itu? Kenapa tidak dilawan saja agar tidak mengacaukan desa lagi".
"Raksasa itu berbahaya nak, ia sangat kuat, jika ia marah kita bisa dimakannya nanti". Jawab nenek.
"Oo....begitu ya!". Sahut Timun mas.
"Oya kamu harus hati hati ya sama raksasa itu jangan mencoba dekat dekat dengan raksasa itu! Berbahaya". Sambung nenek.
"Ya nek". Jawab Timun mas.
"Mengapa orang orang takut pada raksasa itu? Kenapa tidak dilawan saja agar tidak mengacaukan desa lagi".
"Raksasa itu berbahaya nak, ia sangat kuat, jika ia marah kita bisa dimakannya nanti". Jawab nenek.
"Oo....begitu ya!". Sahut Timun mas.
"Oya kamu harus hati hati ya sama raksasa itu jangan mencoba dekat dekat dengan raksasa itu! Berbahaya". Sambung nenek.
"Ya nek". Jawab Timun mas.
Sang raksasa mendengar percakapan Timun mas dan neneknya. Ia menghampiri mereka, lalu berkata
"Kau hendak melawanku anak kecil? Ha...Ha.... Ha...! Berani sekali kamu."
"Ampun raksasa mana mungkin kami berani sama kamu" jawab nenek, Timun mas pun mengangguk.
Timun mas dan neneknya ketakutan. Di angkatnya tubuh anak kecil itu sambil berkata
"Hemmm lumayan buat makan siang, pasti dangingnya empuk dan lezat"
Sang nenek berteriak
"Lepaskan cucuku jangan makan dia...!"
"Lepaskan nggak ya....? Sudah lama tidak makan daging manusia" kata sang raksasa.
"Hai raksasa lepaskan dia" teriak para warga.
"Dia masih kecil jangan makan dia. Kamu bisa mengambil ternak kami sebagai gantinya!" Sambung para warga.
"Sepertinya itu tawaran menarik, tapi makan daging anak ini pasti jauh lebih lezat". kata raksasa itu.
"Kau hendak melawanku anak kecil? Ha...Ha.... Ha...! Berani sekali kamu."
"Ampun raksasa mana mungkin kami berani sama kamu" jawab nenek, Timun mas pun mengangguk.
Timun mas dan neneknya ketakutan. Di angkatnya tubuh anak kecil itu sambil berkata
"Hemmm lumayan buat makan siang, pasti dangingnya empuk dan lezat"
Sang nenek berteriak
"Lepaskan cucuku jangan makan dia...!"
"Lepaskan nggak ya....? Sudah lama tidak makan daging manusia" kata sang raksasa.
"Hai raksasa lepaskan dia" teriak para warga.
"Dia masih kecil jangan makan dia. Kamu bisa mengambil ternak kami sebagai gantinya!" Sambung para warga.
"Sepertinya itu tawaran menarik, tapi makan daging anak ini pasti jauh lebih lezat". kata raksasa itu.
Raksasa itu bergegas masuk hutan dengan membawa Timun mas.
Timun mas berteriak
"Lepaskan aku raksasa, kumohon"
Tapi raksasa itu tidak menghiraukan perkataan Timun mas. Ia terus masuk hutan menuju goa persembunyiannya.
Timun mas berteriak
"Lepaskan aku raksasa, kumohon"
Tapi raksasa itu tidak menghiraukan perkataan Timun mas. Ia terus masuk hutan menuju goa persembunyiannya.
Timun mas menangis terus hingga sang raksasa merasa terganggu dan berkata
"Jangan berisik kamu anak kecil"
Timun mas diam namun tetap terisak isak.
"Jangan berisik kamu anak kecil"
Timun mas diam namun tetap terisak isak.
Sang raksasa hendak keluar dari goanya ia mencari kayu untuk memasak Timun mas, diikatnya Timun mas agar tidak kabur. Ketika raksasa keluar dari goa tampak kakek tua datang menemui Timun mas ia kemudian melepaskan tali yang mengikat Timun mas sehingga ia bebas lalu kakek itu berkata
"Jika kau ingin pulang dengan selamat maka curilah hewan peliharaan raksasa itu. Hewan itu terikat di samping pintu masuk goa"
"Kakek ini siapa? Terima kasih sudah membebaskan ku." tanya Timun mas.
"Sudah jangan banyak tanya waktumu tidak banyak. Kamu harus segera mencuri hewan itu sebelum raksasa itu kembali" jawab kakek itu.
"Jika kau ingin pulang dengan selamat maka curilah hewan peliharaan raksasa itu. Hewan itu terikat di samping pintu masuk goa"
"Kakek ini siapa? Terima kasih sudah membebaskan ku." tanya Timun mas.
"Sudah jangan banyak tanya waktumu tidak banyak. Kamu harus segera mencuri hewan itu sebelum raksasa itu kembali" jawab kakek itu.
Akhirnya Timun mas menuju pintu goa, dilihatnya sepasang kancil bertanduk emas tengah terikat di bawah pohon di depan goa. Lalu Timun mas menghampiri hewan itu dan merasa heran mengapa hewan itu kok punya tanduk sebagus itu. Dipegangnya tali pengikat hewan tersebut sambil bergumam
"Bagaimana cara melepas tali ini?"
Sang kakek tadi lalu menyodorkan sebuah pisau
"Terima kasih kek! " Sahut Timun mas.
Sang kakek mengangguk perlahan. Timun mas memotong tali pengikat kedua hewan itu, lalu membawa kedua hewan itu pulang ke rumahnya.
"Bagaimana cara melepas tali ini?"
Sang kakek tadi lalu menyodorkan sebuah pisau
"Terima kasih kek! " Sahut Timun mas.
Sang kakek mengangguk perlahan. Timun mas memotong tali pengikat kedua hewan itu, lalu membawa kedua hewan itu pulang ke rumahnya.
Sang nenek merasa gembira melihat cucunya pulang dengan selamat. Dipeluk erat cucunya itu sambil berkata
"Syukurlah kamu bisa pulang nak, namun bagaimana kamu bisa pulang , siapa yang membantumu?"
"Ada kakek tua yang membebaskanku lalu ia menyuruhku untuk membawa kedua hewan ini agar aku bisa pulang ke desa dengan selamat" jawab Timun mas.
"Lalu dimana kakek itu sekarang?" tanya nenek.
"Kakek tua itu berada di hutan" jawab Timun mas.
"Oo begitu,baiklah kamu pasti lapar nenek siapkan makanan dulu ya?" kata nenek.
"Terima kasih nek" jawab Timun mas.
"Syukurlah kamu bisa pulang nak, namun bagaimana kamu bisa pulang , siapa yang membantumu?"
"Ada kakek tua yang membebaskanku lalu ia menyuruhku untuk membawa kedua hewan ini agar aku bisa pulang ke desa dengan selamat" jawab Timun mas.
"Lalu dimana kakek itu sekarang?" tanya nenek.
"Kakek tua itu berada di hutan" jawab Timun mas.
"Oo begitu,baiklah kamu pasti lapar nenek siapkan makanan dulu ya?" kata nenek.
"Terima kasih nek" jawab Timun mas.
Sementara itu di hutan sang raksasa pulang, ia membawa kayu bakar yang sangat banyak untuk memasak Timun mas. Betapa kagetnya ia ketika melihat Timun mas tidak ada di goa. Ia sangat marah dan bergumam
"Berani beraninya anak ini kabur."
Ia mencari keseluruh sudut goa hingga keluar goa, alangkah terkejutnya ia setelah melihat kancil peliharaannya terlepas.
"Dasar anak kecil berani sekali ia melepaskan peliharaanku, tapi dari mana ia tahu tentang hewan itu? Tanya raksasa dalam hati pasti ada yang memberi tahu tapi siapa ya?
Sang raksasa bingung tapi ia tak mau ambil pusing, ia bertekad akan menghancurkan desa tempat tinggal Timun mas dan neneknya.
"Berani beraninya anak ini kabur."
Ia mencari keseluruh sudut goa hingga keluar goa, alangkah terkejutnya ia setelah melihat kancil peliharaannya terlepas.
"Dasar anak kecil berani sekali ia melepaskan peliharaanku, tapi dari mana ia tahu tentang hewan itu? Tanya raksasa dalam hati pasti ada yang memberi tahu tapi siapa ya?
Sang raksasa bingung tapi ia tak mau ambil pusing, ia bertekad akan menghancurkan desa tempat tinggal Timun mas dan neneknya.
4.KANCIL AJAIB MELINDUNGI DESA.
Malampun tiba sang raksasa
Menuju desa tempat tinggal
Timun mas dan neneknya.
Dengan sangat marah
Sang raksasa mengancam
Timun mas dan seluruh
Warga desa
"Berani sekali kau mencuri hewan peliharaanku, sebagai ganjarannya akan ku hancurkan desa ini" ancam sang raksasa.
Ia dengan wajah penuh marah menuju desa itu. Para warga ketakutan, mereka tidak berani keluar rumah.
Begitu raksasa sudah sangat dekat dengan desa tiba tiba sang raksasa mengerang kesakitan
"ahh silau sekali desa ini pasti kancil ajaibku ada disini. Dasar anak kecil awas kau....!"
Raksasa itu kembali ke hutan dengan susah payah. Ia menuju ke goa tempat persembunyiannya.
Menuju desa tempat tinggal
Timun mas dan neneknya.
Dengan sangat marah
Sang raksasa mengancam
Timun mas dan seluruh
Warga desa
"Berani sekali kau mencuri hewan peliharaanku, sebagai ganjarannya akan ku hancurkan desa ini" ancam sang raksasa.
Ia dengan wajah penuh marah menuju desa itu. Para warga ketakutan, mereka tidak berani keluar rumah.
Begitu raksasa sudah sangat dekat dengan desa tiba tiba sang raksasa mengerang kesakitan
"ahh silau sekali desa ini pasti kancil ajaibku ada disini. Dasar anak kecil awas kau....!"
Raksasa itu kembali ke hutan dengan susah payah. Ia menuju ke goa tempat persembunyiannya.
Warga heran mengapa raksasa tidak bisa menyerang desanya ia tak tahu apa sebabnya. Tapi beberapa tetangga Timun mas tahu bahwa sinar yang meyilaukan itu berasal dari tanduk sepasang kancil yang dibawa Timun mas dari hutan itu.
Kabar tentang kancil ajaib itu segera menyebar ke seluruh penjuru desa. Hingga akhirnya banyak warga datang untuk melihat kancil ajaib tersebut.
Beberapa warga ada yang membawa hasil kebunnya ada yang membawa sayuran buah dan ada juga yang membawa timun untuk di berikan kepada kancil ajaib itu.
Beberapa warga ada yang membawa hasil kebunnya ada yang membawa sayuran buah dan ada juga yang membawa timun untuk di berikan kepada kancil ajaib itu.
Para warga heran kancil itu memakan apapun buah dan sayur yang dibawanya, tapi ia tidak mau memakan timun pemberian warga, padahal timun timun yang diberikan adalah timun timun pilihan yang terbaik, masih muda dan segar.
Para warga bertanya tanya:
"Ada apa gerangan dengan hewan ini, biasanya kancil itu suka makan timun tapi kedua hewan ini tidak mau mengendusnya apalagi memakannya? Sepertinya ada sesuatu dibalik kejadian itu"
Tapi ya sudahlah para warga tidak terlalu memikirkan itu, yang terpenting berkat keberadaan kedua hewan itu desa mereka menjadi aman dari amukan raksasa itu.
Para warga bertanya tanya:
"Ada apa gerangan dengan hewan ini, biasanya kancil itu suka makan timun tapi kedua hewan ini tidak mau mengendusnya apalagi memakannya? Sepertinya ada sesuatu dibalik kejadian itu"
Tapi ya sudahlah para warga tidak terlalu memikirkan itu, yang terpenting berkat keberadaan kedua hewan itu desa mereka menjadi aman dari amukan raksasa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar